Master Cheng Yen

Founder

Tentang pendiri: Dharma Master Cheng Yen

Master Cheng Yen dilahirkan di Qingshui , Taichung, Taiwan pada tahun 1937. Di masa mudanya, Master Cheng Yen menjadi murid dari Master Yin Shun pada bulan Februari 1963. Sesuai pesan Master Yin Shun, Master Cheng Yen kemudian bertekad untuk membaktikan diri demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk hidup.

Adanya peristiwa seorang wanita yang mengalami pendarahan dan keguguran akibat tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan karena keterbatasan biaya, membuat perasaan Master Cheng Yen sangat terguncang. Seketika itu juga beliau memutuskan untuk mengumpulkan dana amal dan menyumbangkan semua kemampuan yang ada pada dirinya untuk menolong orang yang menderita sakit dan membutuhkan, di Taiwan bagian timur.

Kegiatan kemanusiaan Tzu Chi bagi warga tidak mampu diawali oleh Master Cheng Yen dan kelima muridnya dengan setiap hari masing-masing bekerja merajut sepasang sepatu bayi. Di samping itu, Master Cheng Yen juga meminta kepada 30 ibu rumah tangga pengikutnya untuk menyisihkan uang belanja sebesar 50 sen NT per hari ke dalam celengan bambu. Apa yang dilakukan Master dan para pengikutnya ini dengan cepat tersebar ke berbagai tempat di Hualien, dan kemudian banyak orang yang turut bergabung. Hal ini terus berkembang sehingga pada tanggal 14 Mei 1966, Badan Amal Buddha Tzu Chi secara resmi dibentuk.

Rumah sakit yang didirikan berlandaskan kasih sayang.

Dimulai tahun 1972, Badan Amal Tzu Chi mengadakan pengobatan gratis dua kali seminggu di Hualien untuk melayani masyarakat tidak mampu. Pada tahun 1978, Master Cheng Yen berniat membangun sebuah rumah sakit, dan atas restu Master Yin Shun, pada tahun 1979, rencana itu mulai dijalankan

Penggalangan dana untuk pembangunan rumah sakit tersebut sangat sulit, namun berkat kegigihan Master Cheng Yen dan dibantu oleh para pengikutnya, maka pada akhirnya, Rumah Sakit Tzu Chi Hualien dapat memulai pelayanan kesehatan pada tanggal 17 Agustus 1986. Di saat itu, tantangan terbesar adalah keterbatasan tenaga perawat di Taiwan Timur, sehingga hal ini mendorong Master untuk mendirikan sekolah keperawatan yang tidak hanya dapat mengatasi kekurangan tenaga perawat, tetapi juga untuk melatih perawat yang profesional dan berbudaya humanis. Pada tahun 1989, Akademi Keperawatan Tzu Chi didirikan dan kemudian terus berkembang menjadi Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi di tahun 2015.

Pada tahun 1994, Master Cheng Yen mendirikan Sekolah Tinggi Kedokteran Tzu Chi, yang merupakan cikal bakal dari Universitas Tzu Chi. Prinsip universitas ini adalah untuk melatih para dokter yang profesional dan berbudaya humanis. Salah satu keunggulan dari Universitas Tzu Chi adalah adanya Program silent mentor yaitu merupakan program donor tubuh dari orang yang sudah meninggal untuk dapat dijadikan sebagai salah satu sarana pendidikan bagi mahasiswa kedokteran.

Selanjutnya, atas permintaan dari para ahli medis di Taiwan, Master Cheng Yen mempelopori berdirinya pusat donor sumsum tulang dan stem cell. Pada bulan September 1993, atas rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Taiwan, Tzu Chi mendirikan pusat data donor sumsum tulang dan stem cell, yang kemudian berkembang dan menerima akreditasi penuh dari World Marrow Donor Association (WMDA) di tahun 2015. Dengan akreditasi tersebut, bank data donor sumsum tulang Tzu Chi menjadi salah satu bank data terbesar di dunia dengan lebih dari 414,000 donor potensial.

Mendirikan Model Layanan Kesehatan yang Humanis

Layanan Kesehatan Humanis Tzu Chi dimulai dari Rumah Sakit Tzu Chi di Hualien, dan kemudian berkembang dengan dibukanya Rumah Sakit Tzu Chi di Yuli, Guanshan, Dalin, Taipei, Taichung, dan Douliou. Semua Rumah Sakit Tzu Chi ini dibangun dengan misi yang sama, yaitu “Menyelamatkan kehidupan, menjaga kesehatan dengan menjunjung tinggi semangat Cinta Kasih”.


Master Cheng Yen menyebut para dokter sebagai Tabib Agung yaitu perwujudan Buddha yang hidup; dan perawat sebagai perwujudan dari para Bodhisattva. Sebutan ini adalah bentuk apresiasi kepada tim medis Tzu Chi dan para relawan yang telah melayani pasien dengan welas asih demi menyelamatkan kehidupan dan menginspirasi hati. Cinta kasih dari dokter, perasaan syukur dari pasien, hubungan dokter dan pasien yang tulus, diharapkan menjadi model ideal dari layanan kesehatan yang humanis.


Di bawah asuhan penuh welas asih dari Master selama puluhan tahun ini, dunia Tzu Chi terbangun dengan kokoh selangkah demi selangkah, berkembang dalam Empat Misi Utama—misi amal, kesehatan, pendidikan, budaya humanis—serta Delapan Jejak Dharma—bantuan internasional, donor sumsum tulang, relawan komunitas, dan pelestarian lingkungan. Insan Tzu Chi melenyapkan penderitaan semua makhluk dengan aksi nyata dan cinta kasih.